BILL KOVACH & TOM ROSENTIEL
1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada kebenaran
Kewajiban
para jurnalis adalah menyampaikan kebenaran kepada publik. Informasi
yang disampaikan pada khalayak adalainformasi berupa fakta yang sesuai
dengan peristiwa yang terjadi. Selain itu, tingkat akurasi beritanya
harus tinggi. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara jurnalis dan
audiens.
Contoh:
Kasus video porno antara Ariel, Luna Maya dan Cut Tari.
Ketika
video itu beredar di dunia maya, semua media gencar membicarakan dan
berlomba lomba mencari kebenarannya, pada saat itu semua wartawan ingin
tahu yang sebenarnya. Mereka pun mencari tahu dengan mendatangi ariel,
luna dan cut tari, akan tetapi mereka Semua tidak mengakuinya, hingga
akhirnya kasus ini di tindak lanjuti oleh pihak yang berwajib. Sebelum
kasus ini terungkap, polisi mencari bukti bukti yang akurat, mulai dari
pengecekan fisik sampai ke saksi. Ketika kasus ini masih simpang siur
harusnya sebagai wartawan yang menjunjung tinggi nilai kebenaran, tidak
akan asal berbicara, dan tidak melebihi ataupun mengurangi data fakta
yang ada, karena tidak semua wartawan menjunjung tinggi kebenaran.
Pada
saat wartawan menyebarkan beritanya ke media, otomatis semua orang
pasti akan tahu, pada saat itu ketika wartawan berbicara tidak sesuai
fakta yang ada, hal ini tentu saja akan merugikan banyak pihak, terutama
pihak yang terlibat.
2. Loyalitas utama jurnalisme adalah kepada warga Negara
Para
jurnalis mengumpulkan berita untuk kepentingan masyarakat. Maka dari
itu, kesetiaan pertama yang ditujukan oleh jurnalis adalah kepada
masyarakat (citizens).
Contoh :
Kasus
Prita yang berseteru dengan pihak rumah sakit karena keluhannya pada
pihak rumah sakit di media online. Pihak rumah sakit omni terus mendesak
Prita. Disini jurnalis berpihak pada Prita karena Prita adalah bagian
dari masyarakat yang berarti tujuan loyalitas dari jurnalis. Tapi
bukannya seorang jurnalis tidak boleh memihak pada siapapun? Jurnalis
punya hati nurani yang nanti akan dibahas lebih lanjut pada elemen ke-8,
sehingga jurnalis berhak membela orang yang benar.
3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
Element
ini menunjukan bahwa, seorang wartawan selalu mencek ulang fakta yang
ditemukan nya, mereka tidak akan lantas percaya dengan satu bukti atau
fakta mengenai berita yang sedang dikejarnya. Inilah yang membedakan
antara jurnalisme dan hiburan (entertain), propaganda dsb.
Hiburan
atau infotainment biasanya lebih memfokuskan berita pada apa yang lebih
menarik perhatian, mereka biasanya tidak memperdulikan fakta yang
terjadi sebenarnya, berbanding terbalik dengan jurnalistik, mereka
memerlukan verifikasi akan fakta-fakta serta bukti yang mereka dapat,
demi keakuratan berita yang mereka liput.
Contoh kasus :
Berita
mengenai perempuan tua yang di hipnotis di kota bandung, yang di muat
di Koran pikiran rakyat edisi 7 maret 2012, menyebutkan bahwa wanita
tersebut kehilangan uang Rp. 60 juta setelah bertemu dengan dua wanita
dan mengobrol dengan mereka.
Dari
kasus tersebut, tentunya wartawan tidak lantas mempercayainya, tidak
mungkin dalam sekejap seorang wanita kehilangan uangnya, tetapi mereka
mengecek ulang, mencari bukti, bukan hanya mewawancarai korban tetapi
juga mencari info dari sumber-sumber lain,seperti kepada polisi setempat
dan staf BRI cabang setempat, dimana wanita tua tersebut menyimpan dan
akhirnya kehilangan uang tersebut.
Melihat
kasus tersebut dan keterkaitanya dengan elemen bahwa seorang jurnalis
selalu memverifikasi informasi apa yang mereka dapat, sangat tepat,
karena apabila elemen tersebut tidak dijalankan, bagaimana nasib
masyarakat yang membaca atau melihat berita tersebut, bila ternyata
berita tersebut hanya hoax semata.
4. Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya
Jurnalis
tidak boleh berpihak pada satu kelompok tertentu. Karena jurnalis
mempunyai kepentingan di berbagai pihak. Karena jika terjadi, jurnalis
tidak akan dipercaya lagi oleh sebagian masyarakat.
Contoh :
Ketika
kota Sidoarjo dibanjiri lumpur lapindo. Pihak jurnalis TVOne tidak
meliputnya sebagai Lumpur Lapindo, tetapi menjadi Lumpur Sidoarjo.
Kenapa? Karena Lumpur Lapindo adalah perusahaan yang dikelola oleh Bang
Ical, yaitu orang yang mengelola TVOne juga. Sehingga, disini seharusnya
sebagai jurnalis tidak memihak pada satu kelompok tertentu. Sebagai
jurnalis harus menjunjung tinggi independensi obyek liputannya.
5. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau dari kekuasaan
Sebagai
seorang jurnalis, tentunya mampu menjadi pemantau dari
kekuasaan-kekuasaan yang ada di negara. Karena kekuasaan negara adalah
amanat dari masyarakat kepada petinggi-petinggi yang memegang jabatan
khusus yang mampu melayani kepentingan masyarakat. Sehingga, jurnalis
berhak mengontrol dan mengawasi kekuasaan. Seperti halnya fungsi pers.
Contoh :
Maraknya
kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah kasus
suap wisma atlet yang menimpa Angelina Sondakh. Sebagai anggota DPR yang
kabarnya menerima suap dari rekannya Nazaruddin. Itu adalah suatu
peristiwa yang tidak diketahui masyarakat, namun terbongkar karena jasa
para jurnalis yang memberi informasi kepada khalayak. Kasus tersebut
menguntungkan bagi parpol lain untuk merebut kekuasaan atau “kursi” pada
pemilu yang akan datang.
6. Jurnalisme harus memberi forum bagi publik untuk saling kritik dan menemukan kompromi.
Elemen
jurnalisme yang ke-enam ini makisudnya adalah harus adanya feeback atau
timbal balik dari publik terhadapa jurnalis yang sudah melayani publik
dengan informasi-informasi dan fasilitas yang diberikan yang
diberitakan. Maka dari itu jurnalis harus memfasilitasi publik untuk
mengeluarkan pendapat dan kritikan, baik tentang kasus kasus yang sedang
diberitakan maupun tentang kinerja jurnalisme itu sendiri. Tujuannya
adalah untuk membuat publik merasa puas dan keinginannya terpenuhi
setidaknya mereka telah mengeluarkan suaranya agar dilihat didengarkan
oleh pihak yang dikritik. Forum kritik ini dimuat didalam media yang
akibatnya semua orang tau apa yang sedang diperdebatkan. Contoh
penerapan elemen ini dalam kehidupan nyata adalah surat kabar “Tribun
Jabar” memuat forum publik yang isinya adalah kritik dan saran terhadap
pemerintah dan pengaduan mereka terhadap masalah yang sedang dihadapi di
lingkungan tempat tinggalnya. Publik cukup mengirimkan SMS kepada
pihak redaksi lalu isi pesan akan dimuat di edisi selanjutnya.contoh
berikutnya adalah di media televii yaitu stasiun TVOne dan MetroTV
keduanya merupakan stasiun TV yang kuat akan informasi yang diberikan
pada publik baik dari segi ekonomi, sosial, politik dan pendidikan. Di
stasiun TVOne, terdapat satu acara yang isinya tentang perdebatan para
tokoh dan wakil masyarakat terhadap suatu masalah di negara ini.
Misalnya waktu itu mereka memperdebatkan tentang kasus korupsi di
Indonesia yang semakin meningkat. Merka memberi pendapat, saran dan
kritiknya agar didengar oleh para politikus dan tokoh-tokoh negara.
Selanjutnya di stasiun MetroTV yang menyediakan berbagai opsi kasus dan
publik bisa memberi kritik melalui telepon interaktif. Pendapat dan
kritik mereka akan di sambungkan kepada presenter berita itu. Bukan
jurnalisme namanya jika tidak menyediakan faslitas kepada publik untuk
menyampaikan sesuatu yang harus diperbaiki di negara ini.
7. Jurnalisme harus berusaha membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan
Para
jurnalis harus mempunyai banyak kemampuan untuk memenuhi elemen ini.
Jurnalisme sering dikaitkan dengan berita berita yang membosankan dan
membuat ngantuk bagi si pembaca dan penontonya. Tetapi itu semua bisa
dicegah dengan cara mengemas berita yang asalnya tidak menarik menjadi
menarik namun tetap relevan. Dengan menyelipkan cerita cerita diawal
merupakan salah satu cara jitu agar informasi yang disampaikan menarik
minta publik. Jurnalis juga harus tahu kapan naik dan kapan turunnya
emosi penikmat berita. Dan juga harus bisa mengelompokan narasi berita
dari yang serius sampai yang kurang serius. Tujuan berita dikemas
sedemikian menarik yaitu agar penikmat berita bisa lebih memahami apa
yang disampaikan oleh jurnalis melalui media. Tetapi tentu tidaklah
mudah bagi jurnalis untuk membuat itu semua. Tantangannya adalah berita
yang menarik mendekati kepada infotainment dan sensasi. Contoh yang
mewakili elemen ini adalah berita tentang kuliner, berita tersebut
dikemas sedemikian rupa secara menarik tetapi tidak meninggalkan inti
dari informasi yang disampaikan kepada publik.
8. Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional
Jurnalisme
adalah kartografi modern, ia menghasilkan sebuah peta bagi warga untuk
mengambil keputusan tentang kehidupan mereka sendiri, bergantung pada
kelengkapan proporsionalitas.
Dalam
hal ini proporsi dan komprehensivitas adalah kunci akurasi, namun juga
berita yang hanya berisi hal serius dan penting, tanpa sesuatu yang
ringan sama-sama tak seimbang. Elemen tersebut sebenarnya lebih
ditujukan pada sebuah media, bukan hanya sebuah berita.
Contoh :
Majalah-majalah,
atau Koran-koran yang beredar di masyarakat, biasanya tidak hanya
memuat berita yang berat atau tidak manusiawi, biasanya diselingi dengan
kisah-kisah insfiratif atau iklan-iklan, begitupun dengan media
televisi dan media online.
9. Jurnalis memiliki kewajiban mengikuti hati nurani
Jurnalisme
adalah masalah karakter, setiap wartawan memiliki etika dan tanggung
jawab moral, terlebih lagi mereka memiliki kewajiban untuk menyuarakan
sekuat-kuatnya hati nurani mereka dan membiarkan yang lain melakukan hal
yang sama. namun tetap saja budaya kejujuran adalah yang paling utama,
setinggi apapun nurani seorang wartawan terhadap seorang tersangka, bila
ia salah maka tetap saja beritanya akan salah,
Banyak
wartawan yang ditawari berbagai kemewahan agar tidak memberitakan apa
yang diketahuinya, namun kembali lagi kepada elemen tersebut bahwa
wartawan memiliki nurani yang yang wajib diikuti, dan mereka tahu bahwa
yang benar adalah tidak menerima semua tawaran tersebut.
Contoh :
Pemberitaan
penyelewengan keungan Negara, kasus-kasus korupsi, setidaknya banyak
wartawan yang mungkin saja di panggil oleh pejabat-pejabat petinggi
Negara yang merasa tertekan dengan pemberitaan tersebujt, kemudian,
memanggil wartawan untuk menghentikan pemberitaan, dengan
mengiming-imingi sejumlah uang, atau kemewahaan, tapi wartawan yang
jujur tentu saja menolak,tapi zaman sekarang banyak pula wartawan yang
mencoba mencari-cari kesalahan masyarakat, atau wartawan lalu dengan
enteng meminta uang jika tidak diberi mereka mengancam akan memberitakan
masalah tersebut.
Inilah
kesalahan, sebagian wartawan masih menggunakan hati nuraninya, namun
sebagian lagi tidak, permasalahnya adalah, masyarakat selalu membutuhkan
pertolongan kemudian ketika pemeritah membodohi masyarakat, hokum
diselewengkan, lalu wartawan pun kini banyak yang menutup hati
nuraninya, lalu kepada siapa lagi masyarakat harus percaya.
Setidaknya,
jika semua wartawan masih menggunakan elemen ke-9 ini, tentunya, masih
ada yang perduli pada Negara dan masyarakat, selain itu bukankah
wartawan pun bagian dari kami, dari masyarakat.
10. Warga juga memiliki tanggung jawab yang terkait dengan berita
Seiring
dengan perkembangan informasi yang demikian pesat, maka lahirlah
berbagai media online, sehingga warga pun dapat menjadi pembuat
informasi, bukan hanya penikmat informasi.
Munculnya
media online, seperti blog, journilsm citizen, dan lain-lain,dapat membuat warga/masyarakat terjun langsung mengirimkan berita/informasi
meskiun warga tersebuit bukanlah seorang juranlistik.
Refrensi:
http://b00kmark.wordpress.com/2011/05/03/sembilan-elemen-jurnalisme-plus-elemen-ke-10-bill-kovach-tom-rosenstiel/
Catatan-catatan jurnalisme dasar (Luwi Ishwara)
http://monitoringmedia.wordpress.com/jurnalisme/
0 komentar:
Posting Komentar