Sejarah fotografi
Sejarah Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography
karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun
1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria
bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding
ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di
bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang
secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang
menyadari fenomena camera obscura.
Beberapa
abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena
ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan
seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan
kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang
sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10).
Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan oleh Johannes Keppler pada tahun 1611:
“By
the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed
as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura…
The interior of the tent was dark except for the light admitted by a
lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of
paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera
portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama
alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura…
Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecuali sedikit cahaya yang
ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di
atas selembar kertas).
Dalam sejarah fotografi
Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama
Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya
akan berubah menjadi hitam. Demikian pula Professor anatomi
berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan
percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak yang
disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah fenomena
yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal lagi. Ia
mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya matahari
untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; saying ia
gagal mempertahankan gambar secara permanent.
Kemudian
sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas
Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada
camera obscura berlensa (pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole
camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya masuknya), tapi
hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi sebagaimana
juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang dikenal dengan
istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau kertas putih
yang telah disaputi komponen perak.
Dalam Sejarah fotografi mencatat Sementara
itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan
chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya dengan cepat
berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap imaji melalui
camera obscura tanpa lensa.
Akhirnya,
pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore
Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari
jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses
kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal,
berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula
mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun mencoba
menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure”
pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang
sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Merasa
kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang
juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk
mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen
Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi
akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”
Sayang,
sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru
pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama
yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada
lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari
selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon).
Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat
dicuci larutan garam dapur dan asir suling.
Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada
tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun
itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah
terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat
mata sudah bisa dibuat permanen.
Januari
1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia pada pelat
logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan
temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi
berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya
dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli
Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah
hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Fotografi
kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam
Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang
pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama
Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan
serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan
perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON.
Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin
Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses
pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan
teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera
sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam,
kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang
sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Foto
pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande
Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan
kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian
memotret. Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh
Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama
kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flas atau lampu kilat pertama
kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938.Memotret
benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John
Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40
detik dibawah terik matahari.
Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:
- 1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.[1]
- 1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
- 1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
- 1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
- 1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
- 1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
- 1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
- 1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
- 1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
- 1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
- 1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
- 1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
- 1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
- 1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
- 1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
- 1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
- 1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
- 1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
- 1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
- 1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
- 1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
- 1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
- 1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
- 1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
- 1913 – Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan.
- 1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
- 1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
- 1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
- 1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
- 1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
- 1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
- 1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
- 1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
- 1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
- 1939 – Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
- 1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
- 1942 – Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama.
- 1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
- 1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
- 1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
- 1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
- 1952 – Era 3-D film dimulai.
- 1954 – Leica M diperkenalkan.
- 1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
- 1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST). [2]
- 1959 – Nikon F diperkenalkan.
- 1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
- 1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
- 1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
- 1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
- 1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
- 1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
- 2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
- 2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
- 2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
- 2009 - Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.[2]
0 komentar:
Posting Komentar